Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif di ruang kerjanya
LAMONGAN, radarpenanews.com – Dikabarkan sebelumnya meninggalnya ARS (12) siswi kelas VI SD Negeri di Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur dikarenakan di bully, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif angkat bicara.
“Berdasarkan keterangan, bahwa kejadian tersebut tidak ada unsur kesengajaan dan tidak juga sebagai korban perundungan (bullying), itu tidaklah benar,” ungkap Munif Syarif diruang kerjanya, Senin 6 April 2024.
Lebih lanjut disampaikan Munif sapaan Kadisdik Lamongan, “Alhamdulillah dari pihak sekolah sangat kooperatif, korban dibantu termasuk biaya – biayanya. Cuma saya juga ndak tahu kenapa ini kejadinnya Februari kemudian meninggalnya di bulan Maret jarak beberapa bulan dan baru sekarang melaporkan”.
” Kami ndk punya alibi yang lain tetapi itu bisa digali sendiri. Yang jelas tadi kami ke sekolahannya lalu ke muridnya bahkan ke sahabatnya juga. Sebetulnya mereka selama ini enjoe – enjoe saja, bahkan karena kejadiannya itu dibulan Februari – Maret kemudian selesai, ya normal,” sebutnya.
Selain itu sambungnya,” sehingga kita beranggapan bahwa semuanya saling menyadari, tetapi ndak tahu kok seperti ini kemudian sekolah berembuk dalam arti bagaimana mental mereka harus kita beri dorongan dan semangat. Makanya tadi saya ke sana, beber dia, SD Negeri Karanggeneng), kebetulan tadi saya menjadi pembina upacara, saya sampaikan bahwa sekolah ini adalah sekolah favorit di Karanggeneng,” bebernya.
“Saya mengucapkan Alhamdulillah kepedulian sekolah begitu tinggi kepada anak itu, Almarhumah, termasuk juga keluarganya begitu juga Pemerintah Desa setempat. Pada saat kejadian, kemudian masuk Rumah Sakit, kemudian pindah ke Rumah Sakit yang lain. Pihak desa juga membantu dengan alat transportasi mobil sehat, ternyata pihak keluarga sudah melangkah duluan. Tetapi paling tidak upaya itu ada,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait dengan bullying dirinya menuturkan,” kalau bullying itu, satu kelas kemudian anak itu diintimidasi, padahal anak itu guyon (bercanda) dengan sahabatnya sendiri tersebut. Kalau dikata bullying itu saya pikir terlalu berlebihan, kalau anak itu di bully ya otomatis intimidasi semua pihak, ya mungkin merasa itu. Tapi ini, tidak seperti itu. Itu teman akrabnya,” tandasnya.
Ditanya perihal kabar pernyataan dari keluarga Almarhumah anak tersebut soal pihak sekolah setelah mendapatkan kabar meninggal baru menjenguknya. Dijelaskan Munif, “Saya menyesalkan, kenapa baru sekarang padahal kejadian itu bulan Maret sekarang bulan Mei, ada apa selama 2 bulan ini. Kendati demikian, sehingga saya juga berharap, teman – teman pengajar maupun siswa – siswi yang ada, tidak terganggu dengan adanya kejadian ini. Alhamdulillah banyak hikmah yang kita sampaikan agar kejadian ini sebagai pelajaran juga pembelajaran kepada semua pihak, agar tidak terulang lagi,” pintanya.
Diketahui sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Lamongan, R. Chusnu Yuli Setyo setelah mendapatkan kabar perihal tersebut pihaknya langsung menyampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, namun acanya kabar ini pihak lembaga SD Negeri belum memberikan laporan kepada dinas pendidikan.
Lanjut Chusnu, “Saya koordinasikan dengan pak kadin (kepala dinas pendidikan) dan Kepala bidang (Kabid) SD. Meski demikian, nanti kami rapatkan dulu dengan Kabid dan Kasi yang membidanginya,” ucapnya. (@Sa)