Rumah Pompa/Tandon Air Wonokitri PDAM Surya Sembada, Jalan Pakis Tirtosari No. 84-A, Kota Surabaya (dok.foto: red)
SURABAYA, radarpenanews.com – Tandon Air Wonokitri merupakan salah satu bangunan peninggalan zaman Belanda milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada yang belum dibuka untuk umum. Karenanya, PDAM Surya Sembada tengah melakukan penelusuran dan pengkajian mendalam dengan menggandeng komunitas sejarah, yakni Begandring Soerabaia.
Tandon Air Wonokitri merupakan tempat penyedia air bagi perumahan di wilayah Surabaya Barat yang dibangun sejak awal abad 20, serta masih aktif dan beroperasi hingga saat ini dengan kapasitas 2.000 meter kubik.
Kegunaan Tandon Air Wonokitri dahulu adalah mengalirkan air secara gravitasi. Namun saat ini tidak cukup jika mengandalkan gravitasi saja, tetapi harus menggunakan rumah pompa.
Untuk memastikan Tandon Air Wonokitri dapat beroperasi secara maksimal, PDAM Surya Sembada terus melakukan kontrol, pemantauan, dan pemeriksaan secara rutin. Di sisi lain, bangunan peninggalan Belanda ini memiliki nilai plus pada bagian arsitekturnya.
Direktur Utama (Dirut) PDAM, Arief Wisnu Cahyono (dok.foto: red)
Hal ini disampaikan, Direktur Utama (Dirut) PDAM, Arief Wisnu Cahyono saat menggelar pameran foto lawas dengan menyajikan potret aktivitas para petugas dalam memberikan pelayanan dalam ruang lingkup PDAM Surya Sembada, di Halaman Rumah Pompa/Tandon Air Wonokitri PDAM Surya Sembada, Jalan Pakis Tirtosari No. 84-A, Rabu (6/12/2023).
Dikatakan Arief sapaan lekatnya, selain mengadakan pameran foto lawas, Tandon Air Wonokitri milik PDAM Surya Sembada itu rencananya akan dibuka untuk umum menjadi salah satu wisata sejarah atau heritage di Kota Pahlawan. Sebab, Tandon Air Wonokitri telah beroperasi sejak zaman Belanda.
Disamping itu ungkap Arief, tempat tersebut menjadi pertimbangan sebagai destinasi wisata, spot foto baru, dan sebagainya. ” Dibangun antara tahun 1901 dan kita masih mencari sejarahnya. Maka kita kerjasama dengan teman-teman pecinta sejarah untuk mencari detailnya, siapa arsiteknya, siapa yang dulu pernah menjabat disini, dan sebagainya,” sebutnya.
Lebih jauh dibeberkan, zaman dulu dari Gempol dikirim ke sini kemudian dialirkan secara gravitasi, tandon ini tinggi sehingga dulu dilarikan tanpa rumah pompa. Tapi kalau sekarang tidak cukup pakai gravitasi, harus pakai pompa.
“Ini sudah aktif, sejak dulu sampai sekarang masih difungsikan, maka kita punya rumah pompa juga sekarang yang kita pompa ke daerah mana Kembang Kuning kemudian ke Brawijaya,” terangnya.
Pameran foto lawas menyajikan potret aktivitas para petugas dalam memberikan pelayanan dalam ruang lingkup PDAM Surya Sembada (dok.foto: red)
Arief menambahkan, sebetulnya PDAM Surya Sembada memiliki beberapa bangunan heritage lainnya yang ada di luar Kota Surabaya dan semuanya masih beroperasi hingga saat ini.
Jika diluar kota PDAM punya Pelintahan kemudian punya Toyo Ara, punya Rumah Pompa Gempol dan semuanya masih beroperasi sekarang tutur Arief, maka infrastruktur PDAM Surya Sembada ini banyak yang berusia tua yang nantinya harus revitalisasi dan modernisasi.
Untuk itu, ujar Arief di penghujung penyampaian nya mengatakan,“ Insya allah dibuka tahun depan. Sedang kita pikirkan, kita kaji, dan kita perbaiki fasilitasnya. Sebab, ini adalah hasil kesuksesan pendiri PDAM, jadi patutlah menengok sejarah masa lalu untuk mengingat dan meneladani kerja keras mereka sehingga PDAM bisa berdiri hingga saat ini,” tutupnya. (bs)