Siti Jamiah (66) mendampingi suaminya, Sungali (65) peserta JKN saat dirawat di Rumah Sakit Anwar Medika Sidoarjo (dok: ist)
SIDOARJO, radarpenanews.com – Siti Jamiah (66) tampak dengan setia menemani di samping suaminya, Sungali (65), yang sedang menjalani pengobatan hemodialisa atau cuci darah yang telah dijalani selama empat tahun terakhir ini. Siti pun menceritakan pengalaman dan rasa syukurnya karena ia dan suami telah terlindungi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Awalnya saya tahu ada Program JKN dari desa sudah lama sejak awal ada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2014 lalu. Saya langsung ingin mendaftar untuk jaga-jaga walaupun tidak berharap sakit, siapa tahu suatu hari pasti butuh.Alhamdulillah saya sudah didaftarkan jadi peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) kelas 3 yang iurannya ditanggung oleh pemerintah,” ujar Siti.
Siti mengatakan bahwa ia tidak pernah terpikirkan ataupun berharap akan memanfaatkan kartu JKN yang dimilikinya. Namun ternyata empat tahun lalu kemalangan tidak dapat dihindari karena suaminya mengalami sakit yang sampai menyebabkan harus rutin cuci darah hingga sekarang. Siti pun tak ragu memanfaatkan Program JKN untuk perawatan kesehatan suaminya.
“Saat itu suami saya mengeluh kalau perutnya sakit, jadi kami langsung pergi periksa ke dokter di Puskesmas Balongbendo. Setelah diperiksa, ternyata ada batu di saluran kencingnya dan dokter langsung menyampaikan untuk dilakukan tindakan operasi. Sudah menjalani operasi tapi setahun kemudian ada batu lagi dan ginjalnya sudah tidak bagus, jadinya harus cuci darah seminggu dua kali setelah itu,” terang Siti.
Warga desa Beron Balongbendo, Sidoarjo, ini juga menyampaikan harapannya agar Program JKN selalu ada karena sangat dibutuhkan masyarakat. Karena Siti sudah merasakan manfaatnya langsung, bukan hanya untuk perawatan cuci darah suaminya, tapi juga dirinya memanfaatkan Program JKN untuk rutin periksa di poli jantung.
“Wah kalau tidak ada Program JKN saya tidak bisa bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Anak saya satu tapi sudah berkeluarga, jadi sekarang tinggal berdua dengan bapak. Usia segini pasti penyakit mulai ada, saya sendiri juga rutin kontrol ke poli jantung. Jadi ada Program JKN ini saya sangat terbantu, di mana lagi jaminan kesehatan yang bisa menanggung seperti Program JKN. Semoga Program JKN ada terus, dan buat yang belum menjadi peserta JKN menurut saya harus mendaftar karena tidak ada ruginya. Kalau sakit sudah tidak khawatir karena ada yang menjamin, dan kalau tidak sakit justru alhamdulillah,” jelas Siti.
Selama empat tahun ini Sungali menjalani cuci darah di Rumah Sakit Anwar Medika Sidoarjo, cuci darah ini dilakukan dua kali seminggu setiap hari Senin dan Kamis. Sungali juga menuturkan selama mendapatkan perawatan dirinya tidak pernah mengalami kesulitan dalam menggunakan Program JKN. Sungali selalu mendapatkan perawatan sesuai yang dibutuhkan dan tidak pernah merasa dibedakan dengan pasien lain walaupun ia peserta PBI kelas 3.
“Saya merasa bersyukur sekali bisa jadi peserta JKN jadi bisa menjalani perawatan cuci darah ini. Setiap cuci darah semua perawat baik, semua ramah, obat yang diberikan juga sesuai, benar-benar tidak pernah dibeda-bedakan, jadi selama 4 tahun perawatan saya merasa nyaman. Selain perawatan yang selalu lancar dan kesehatan saya membaik, tentu saya juga sangat bersyukur selama ini tidak berat di masalah biaya. Bayangkan kalau tidak ditanggung Program JKN berapa biaya yang harus saya keluarkan, sekali tindakan sekitar 1 juta rupiah, dikali seminggu dua kali selama 4 tahun. saya sudah setua ini mau dapat uang dari mana kalau tidak ada Program JKN” kata Sungali. (rn/tp/red)