Pelatihan Juru Kampanye dalam rangka pemenangan Pilkada Kota Surabaya tahun 2024 di Kantor PDI Perjuangan Kota Surabaya, Sabtu (14/9), malam/ Foto: bs
SURABAYA, radarpenanews.com – Tugas Juru Kampanye (Jurkam) Politik di era modernisasi akan lebih kompleks, pengaruh media sosial dan tekhnologi internet di masa sekarang dapat digodok sebagai peran strategis menyampaikan aspirasi, visi dan misi bentuk pandangan publik dalam target lumbung suara yang akan digapai.
Tentunya tak semulus yang akan dijalankan, tugas jurkam juga harus menjelaskan kepada seluruh lapisan masyarakat agar pilihan jatuh pada incumbent Eri Cahyadi -Armuji untuk memimpin kembali Surabaya, serta Risma – Gus Hans sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2024 – 2029.
Prestasi kinerja kedua pasangan calon bisa dijadikan parameter materi yang eksklusif guna meraup simpati masyarakat.
“Satu contoh, seandainya, kita memilih cara berkampanye door to door atau pertemuan komunitas. Maka delegasi atau perwakilan Jurkam, harus benar-benar turun bersama seluruh ornamen PDI Perjuangan,” ungkap Adi Sutarwijono Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya saat memberikan sambutan di acara Pelatihan Juru Kampanye dalam rangka pemenangan Pilkada Kota Surabaya tahun 2024 di Kantor PDI Perjuangan Kota Surabaya, Sabtu (14/9), malam.
Adi menjelaskan, menjelang masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jawa Timur dan Surabaya, juru kampanye harus dapat meyakinkan masyarakat menuju kemenangan legitimit.
“Semua harus bergerak untuk kemenangan mutlak, mulai dari akar rumput sampai DPC,” pinta Adi.
Pria yang memiliki potensi kembali menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya ini mengungkapkan, sebagai contoh, selama 10 tahun kebijakan apa saja yang telah dinikmati dan ditelorkan para calon pasangan. Jurkam harus dapat mentranslate penyampaiannya dari segala lini.
“Seperti Bu Risma mantan Walikota Surabaya yang telah membuat kebijakan sekolah negeri gratis dan menargetkan Jatim clear and clean,” sebut Adi.
Tujuan Pelatihan Juru Kampanye kali ini kata Adi, Jurkam akan didaftarkan dan legal, dibekali oleh tim DPC PDI Perjuangan cara efektif menyampaikan siapa figur pasangan calon.
Sejauh itu Adi berpesan, Jurkam dilarang menyampaikan ujaran kebencian, apalagi SARA. “Hukumnya adalah tidak boleh menjelekan pasangan lain yang justru akan memicu permusuhan yang kontra produktif. Kita harus menjelaskan apa saja yang harus kita sampaikan sebagai dasar pemahaman yang baik,” cetusnya.
“Pada Pilkada Surabaya Pasangan Eri – Armuji diusung 18 Partai Politik dan akan melawan bumbung kosong. Jangan sampai kalah. Jika kalah, pilkadanya harus diulang tahun 2025,” ucapnya.
Untuk itu Adi menegaskan, jangan ada pertentangan antara satu sama lain. “Tugas kita mengelaborasi, memenangkan pemilu adalah kesolidan. Terimakasih, mari bekerja secara masif di seluruh kota Surabaya,” pungkasnya. (bs)