JatimSurabaya

Food Festival Tinggal Menghitung Hari, Begini Curhat Pekerja Dan Pedagang

Food Festival Pakuwon City di Jln Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo, Surabaya (Foto: istimewa)

SURABAYA, radarpenanews.com – Udate terbaru informasi diterima media ini, Food Festival Pakuwon City di Jln Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo, Surabaya dikabarkan akan ditutup pada 31 Oktober 2024. Informasi tersebut disampaikan oleh salah satu tenant atau orang yang melakukan penyewaan berupa barang, benda, ataupun properti dalam jangka waktu tertentu dan membayar kepada pihak penyewa dalam hal ini sesuai kesepakatan.

“Managemen Food Festival/PT Pakuwon Jati, telah memberikan surat pemberitahuan per 1 Oktober 2024 bahwa pengguna Stand / Kios Terbuka di tanggal 31 Oktober 2024 harus mengosongkan lokasi tempat berdagang,” ucap salah satu penyewa yang mewanti wanti agar namanya tidak dipublikasikan, Sabtu (12/10/2024).

Untuk diketahui, dilansir dari laman pakuwonjati.com, Food Festival sendiri didirikan pada tahun 2008 sebagai bagian dari East Coast Center di Pakuwon City, Surabaya Timur. Berisi lebih dari 100 stan makanan, Food Festival adalah salah satu destinasi kuliner di Surabaya. Ada beragam tenant makanan di Food Festival, Surabaya. Tersedia makanan ringan, makanan berat, dessert hingga aneka minuman.

Sumber penyewa atau tenant tersebut mengungkapkan, telah menyewa stand seukuran 4×2,5 M² sejak 7 tahun yang lalu. Pemberitahuan dari pihak managemen Food Festival yang ia anggap mendadak tersebut membuatnya kalang kabut terkait kepindahan atau sewa tempat usaha yang baru, sedangkan pembayaran telah dilakukan sejumlah Rp. 54.000.000,- +PPN 11%= Rp.59.940.000,- yang dibayar selama 5 bulan.

“Setelah bulan kemarin kami bayar iuran kelima terhitung lunas dalam setahun di luar sewa bulanan bayar listrik dan air, setelah ini tinggal bayar service charge, surat pemberitahuan pengosongan lahan itu datang membuat kami tak nyaman,” ujarnya.

Sumber itu berkeinginan, “alangkah baiknya pihak managemen Food Festival memberikan tempat relokasi untuk kami kembali berdagang. Mudah-mudahan mangemen food Festival dapat merealisasikan hal itu,” kata sumber sembari melayani pembeli saat diklarifikasi Wartawan media ini.

Senin 14 Oktober 2024, kembali awak media mendatangi lokasi Food Festival sembari menggali informasi lebih dalam dari berbagai pihak.

Ditemui sekira pukul 17.00 wib – 22.00 wib, sesuai jam kesepakatan buka oleh tenant dan managemen Food Festival, salah seorang pekerja stand minuman menyampaikan, apabila benar stand harus dikosongkan nanti, upaya mencari pekerjaan baru akan menghambat perekonomian keluarga.

“Kalau nanti jadi dikosongkan otomatis kami tidak bekerja. Kami mohon ada tempat baru agar kami tetap bisa bekerja di sini,” ucap Vivi perempuan berusia 28 tahun tersebut.

Vivi yang mengaku telah berkeluarga dan memiliki anak semata wayang warga asli Pacitan yang bertempat tinggal di Jalan Kalisari Kecamatan Mulyorejo itu mengharapkan, eksekusi minimal bisa diundur sampai akhir Desember 2024.

“Mencari pekerjaan sekarang juga tidak mudah. Minimal kami bisa bekerja di sini sampai akhir Desember 2024, jika memang pihak managemen Food Festival tidak menyediakan tempat relokasi,” imbuhnya.

Di sudut lain, salah satu tenant membeberkan, menempati stand di lokasi Food Festival kurang lebih 14 tahun. “Bicara pasar dan rejeki yang sudah berjalan selama ini, sebenarnya jika ‘moro-moro’ kami disurati harus undur diri per 31 Oktober 2024 ini, kami secara pribadi, ya, sangat berat. Membangun dari awalnya yang tidak mudah. Kami minta kerendahan hati managemen Food Festival agar memberikan tempat relokasi. Besar kecilnya kami manut, masalah nanti di tempat yang baru tidak laku kami siap dengan segala resiko,” sebut pria berbadan tambun tersebut penuh harap.

Hal senada juga disampaikan oleh tenant seorang laki-laki, berperawakan sedang dengan tinggi kurang lebih 165 cm.

Dirinya menegaskan, “kami ibarat hewan hanyalah semut apabila dibandingkan dengan Mangemen Food Festival/PT Pakuwon Jati. Mohon kiranya kami diberikan solusi agar perekonomian pedagang kecil seperti kami dan dapur pekerja tetap ngebul,” pintanya.

Hingga pemberitaan ini dipublikasikan, awak media akan terus menggali keterangan dari para pihak baik itu Anggota Dewan Kota Surabaya, Instansi Pemerintahan terkait dan Managemen Food Festival. (bs/lim)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button